Debat terlukis dengan jelas dalam pembicaraan-pembicaraan atau pidato-pidato
yang pro dan kontra dalam organisasi yang lebih besar sebelum diadakan
pemilihan atau pemungutan suara dilangsungkan menentukan kebijaksanaan yang
mana akan ditrima . Pada dasarnya Debat merupakan suatu latihan atau praktek
persengketaan atau kontroversi . Debat merupakan suatu argumen yntuk menentukan
baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung oleh satu pihak yang disebut
pendukung atau afirmatif,dan ditolak,disangkal oleh phak lain yang
disebut penyangkal atau negatif .
Penggunaan Debat :
Dalam masyarakat demokratis,debat
memegang peranan penting anatara lain :
- Dalam perundang-undangan
- Dalam politik
- Dalam perusahaan atau bisnis
- Dalam hukum dan
- Dalam pendidikan .
Jenis-jenis Debat :
Berdasarkan bentuk,maksut,dan metode-nya maka debat dapat' diklasifikasikan atas tipe-tipe atau kategori, yaitu :
a)
Debat
Parlementer / Majelis ( assembly or
parlementary debating )
Adapun maksud dan tujuan majelis
ialah untuk memberi dan menambahi dukungan bagi suatu undang-undang tertentu
dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan pendapatnya pun berbicara
mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari majelis .
b)
Debat
Pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan terdahulu (cross-examination debating)
Adapun maksud dan tujuan perdebatan
ini ialah mengajukan serangkaian pertanyaan yang satu sama lain erat
berhubungan,yang akan menyebabkan para individu yang ditanya menunjang posisi
yang hendak ditegakkan dan diperkokoh oleh sang penanya.
c)
Debat
Formal,Konvesional,atau Debat Pendidikan ( Formal,Conventional,or
Educational debating )
Tujuan debat formal adalah memberi
kesempatan bagi dua tim pembicara untuk mengemukakan kepada para pendengar
sejumlah argument yang menunjang atau yang membantah suatu usul . Setiap pihak
diberi jangka waktu yang sama bagi pembicara-pembicara konstruktif dan bantahan
.
Sikap dan Teknik Berdebat
Para anggota debat yang tidak
berpengalaman sering kali menimbulkan kebencian para pendengar karena sifat
mereka suka bertengkar,suka bercekcok,dan menganggap dirinya selalu benar.
Seorang pendebat haruslah bersifat rendah hati, wajar,ramah,dan sopan tanpa
kehilangan kekuatan dalam argument-argumennya . Dia harus menghindarkan
pernyataan yang berlebih-lebihan terhadap kasusnya dan mempergunakan kata-kata
dan ekspresi-ekspresi yang samar-samar yang tidak dikehendaki oleh faktanya
,dengan perkataan lain justru tidak menunjang kasus yang dikemukakannya .
Norma-norma dalam berdebat :
Bila kita ingin mencapai tujuan yang
sebenarnya harus sesuatu perdebatan,maka mau tidak mau haruslah ditunjang
dengan sebaik-baiknya oleh beberapa hal.
Semua pembicara hendaklah memiliki :
a. Pengetahuan yang sempurna mengenai
pokok pembicaraan;
b. Kompetensi atau kemampuan
menganalisis;
c. Pengertian mengenai prinsip-prinsip
argumentasi;
d. Apresiasi terhadap kebenaran
fakta-fakta;
e. Kecakapan menemukan buah pikiran yang
keliru dengan penalaran;
f. Keterampilan dalam pembuktian
kesalahan ;
g. Pertimbangan dalam persuasi;
h. Keterarahan,kelancaran,dan kekuatan
dalam cara atau penyampaian pidato.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete